Contoh Slogan Politik Terbaik

Ciri-ciri Sistem Politik

Dalam sistem politik juga terdapat beberapa ciri. Untuk lebih jelasnya berikut adalah ciri-ciri dari sistem politik menurut David Easton yang dikutip dari buku Sistem Politik Indonesia: Pemahaman Secara Teoritik dan Empirik karya Drs. Beddy Iriawan Maksudi, M. Si.

Teori klasik Aristoteles

Menurut Teori klasik Aristoteles, politik adalah suatu usaha yang dilakukan oleh warga guna mewujudkan kebaikan bersama.

Miriam Budiardjo menjelaskan jika politik bisa diartikan sebagai macam-macam kegiatan dalam sistem politik yang berhubungan dengan proses penentuan tujuan dari sistem politik itu sendiri serta melaksanakan tujuan tersebut.

Ramlan Surbakti menjelaskan tentang politik merupakan suatu interaksi antara pemerintahan dengan masyarakatnya dengan tujuan pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang bersifat mengikat terkait dengan kebaikan masyarakat dalam suatu wilayah tertentu.

Roger F. Soltau menjelaskan jika politik merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang negara, tujuan suatu negara, lembaga yang akan melaksanakan tujuan tersebut serta hubungan antara negara dengan negara lain dan negara dengan masyarakat yang ada di dalamnya.

Sri Sumantri memberikan penjelasan tentang politik yaitu hubungan antar manusia yang dilembagakan dalam berbagai macam badan politik, baik itu suprastruktur politik maupun infrastruktur politik.

Max Weber menjelaskan jika politik adalah suatu sarana perjuangan yang digunakan untuk melaksanakan politik. Politik juga bisa diartikan sebagai perjuangan yang dilakukan untuk mempengaruhi pendistribusian suatu kekuasaan, baik itu di antara negara maupun diantara hukum dalam suatu negara.

Menurut Kartini Kartolo, politik memiliki pengertian sebagai aktivitas perilaku atau suatu proses yang didalamnya menggunakan sebuah kekuasaan untuk bisa menenangkan berbagai macam peraturan serta keputusan yang sudah sah berlaku di tengah kehidupan masyarakat.

Hans Kelsen memiliki dua penjelasan tentang politik itu sendiri, yaitu politik sebagai etik dan politik sebagai teknik. Politik sebagai etik digunakan sesuai dengan tujuan manusia ataupun individu agar bisa hidup secara sempurna. Sedangkan untuk politik sebagai teknik yang memiliki arti berhubungan dengan cara atau metode manusia maupun individu dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Carl Schmidt memiliki pendapat jika politik merupakan suatu dunia yang didalamnya terdapat orang-orang yang bisa membuat keputusan daripada lembaga abstrak.

Maurice Duverger memiliki penjelasan politik yaitu suatu kekuatan dan kekuasaan lembaga-lembaga atau institusi yang berkaitan dengan otoritas. Yang mana suara akan didominasi oleh beberapa orang diatas orang lain.

Joyce Mitchell menjelaskan jika politik merupakan suatu pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan suatu kebijakan umum yang ditujukan untuk masyarakat secara menyeluruh.

Itulah beberapa ahli yang berpendapat tentang pengertian politik.

Sistem Politik Memiliki Unit dan Batasan

Untuk bisa menjalankan suatu sistem politik diperlukan unit dengan proses bahu-membahu. Contoh unit yang bisa menggerakkan suatu sistem politik adalah seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, lembaga masyarakat sipil dan lain sebagainya.

Memiliki Tingkat Diferensiasi

Ciri yang berikutnya dari sistem politik adalah adanya tingkat diferensiasi. Diferensiasi juga bisa disebut sebagai pembedaan pemisah kerja. Hal ini karena tidak memungkinkan satu lembaga bisa menyelesaikan seluruh masalah yang ada.

Maka dari itu diperlukan diferensiasi dalam sistem politik agar semua bisa berjalan dengan lancar sekaligus dapat terselesaikan dengan tepat.

Meski dalam sistem politik terdapat diferensiasi. Namun tetap saja aspek integrasi sangat dibutuhkan di dalamnya. Integrasi bias diartikan sebagai keterpaduan kerja antar unit yang berbeda. Hal ini dilakukan agar bisa mencapai tujuan yang sama dengan baik dan benar.

Itulah beberapa ciri-ciri yang ada di dalam sistem politik jika dilihat secara umum.

Adanya politik tentunya juga memiliki tujuan-tujuan tertentu yang harus dicapai. Dilihat secara umum ada beberapa tujuan politik seperti yang dijelaskan di bawah ini.

Setelah mengetahui tujuan politik secara umum. Maka Anda bisa membaca ulasan tujuan politik Indonesia seperti penjelasan yang ada di bawah ini.

Politik juga memiliki beberapa konsep. Agar Anda semakin mudah memahami apa saja konsep politik tersebut. Maka penjelasan di bawah ini bisa membantu.

Politik memiliki konsep klasik, dimana politik tersebut akan digunakan oleh masyarakat untuk bisa mencapai suatu kebaikan bersama yang didalamnya dianggap memiliki nilai moral yang lebih tinggi.

Selain itu kepentingan umum kerap diartikan sebagai bentuk tujuan moral atau nilai ideal yang memiliki sifat abstrak seperti keadilan, kebenaran dan juga kebahagiaan. Konsep politik klasik dinilai kabur seiring banyaknya penafsiran tentang kepentingan umum. Kepentingan umum juga bisa diartikan sebagai general will, will of all dan juga kepentingan mayoritas.

Politik juga memiliki sifat kelembagaan. Menurut Max Weber, politik merupakan segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penyelenggara negara. Ia melihat negara dari sudut pandang yuridis formal yang juga status.

Negara dianggap memiliki suatu hak monopoli kekuasaan fisik yang paling utama. Akan tetapi konsep ini hanya bisa diberlakukan bagi negara modern. Negara modern sendiri merupakan suatu negara yang sudah memiliki diferensiasi serta spesialisasi peranan. Lalu negara modern juga sudah memiliki batas wilayah yang lebih pasti serta penduduknya tidak nomaden atau berpindah-pindah tempat.

Berikutnya ada konsep politik kekuasaan. Yang mana menurut Robinson, politik merupakan suatu kegiatan untuk mencari dan mempertahankan sebuah kekuasaan atau suatu kegiatan yang menentang pelaksanaan kekuasaan.

Kekuasaan di sini memiliki arti suatu kemampuan seseorang yang bisa memberikan pengaruh kepada orang lain. Baik itu tentang pola pikir ataupun perbuatan yang bisa membuat orang lain berfikir dan bertindak sesuai dengan orang yang memberikan pengaruh tersebut.

Konsep politik kekuasaan memiliki kelemahan di dalamnya yaitu tidak dapat membedakan konsep beraspek publik dan juga non politik. Selain itu konsep kekuasaan juga merupakan salah satu konsep yang ada di dalam ilmu politik yang masih ada konsep ideologi, legitimasi serta konflik.

Politik juga memiliki konsep fungsional. Menurut David Easton memiliki pendapat jika politik merupakan alokasi dari nilai-nilai secara otoritatif. Nilai-nilai otoritatif tersebut memiliki dasar kewenangan serta mengikat masyarakat.

Sedangkan menurut Harold Lasswell, politik adalah who gets, what gets, when gets dan how gets nilai. Selain itu politik juga digunakan sebagai perumusan serta pelaksanaan kebijakan umum.

Konsep politik fungsional juga memiliki kelemahan yaitu pemerintah hanya bisa ditempatkan sebagai sarana dan juga wasit terhadap persaingan antara berbagai macam kekuatan politik. Hal ini dilakukan untuk bisa mendapatkan nilai terbanyak dari kebijakan umum yang ada tanpa perlu memperhatikan kepentingan pemerintah itu sendiri.

Konsep berikutnya dari politik adalah konsep konflik. Konsep ini bisa diartikan sebagai politik merupakan suatu kegaiatn yang bisa memkberikan pengaruhan terhadap perumusan sekaligus kebiajakan umum dalam rangka usaha untuk mempengaruhi, mendapatkan serta mempertahankan suatu nilai.

Maka dari itu kerap terjadi suatu perdebatan dan juga pertentangan dari berbagai macam pihak. Yang mana perdebatan dan pertengkaran tersebut semata-mata untuk memperjuangkan serta mempertahankan suatu nilai. Kelemahan dari konsep konflik adalah tidak semua konflik memiliki dimensi politik.

Lima poin di atas merupakan penjelasan terhadap beberapa konsep dalam politik. Seperti yang dijelaskan jika ada beberapa konsep yang memiliki kelebihannya masing-masing.

Contoh Perilaku Politik

Dalam kehidupan ini sudah diterapkan perilaku politik meski hanya dalam lingkup kecil seperti di lingkungan RT atau RW. Mungkin Anda juga sudah melakukan beberapa politik namun tidak menyadari jika tindakan tersebut sudah termasuk ke dalam perilaku politik.

Nah beberapa contoh perilaku politik yang sudah diterapkan hingga saat ini bisa Anda dapatkan penjelasannya di bawah ini.

Sekarang sudah jelas bahwa politik adalah cara untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain yang berkaitan dengan kekuasaan dan keputusan. Grameds bisa membaca beragam buku terkait politik di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik untuk Grameds.

KOMPAS.com - Slogan adalah kalimat pendek yang menarik yang menjadi ciri suatu produk atau lembaga.

Slogan banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita menemukannya di media online, media online, televisi, baliho, bahkan poster calon kepala daerah di sudut-sudut jalan.

Menurut Suyanto dalam Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia (2005), slogan atau themeline atau tagline yang tertuang dalam pesan iklan televisi merupakan awal kesuksesan periklanan.

Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, slogan diartikan sebagai perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi golongan, organisasi, partai politik, dan sebagainya.

Berikut contoh-contoh slogan media di Indonesia:

Baca juga: Pengertian dan Fungsi Iklan, Slogan dan Poster

Berikut contoh-contoh slogan lembaga pemerintahan:

Logo dan slogan baru Kompasiana

Berikut contoh-contoh slogan produk obat-obatan:

Berikut contoh-contoh slogan produk kecantikan:

Baca juga: Cara Menulis Poster dan Slogan

Berikut contoh-contoh slogan produk minuman:

Berikut contoh-contoh slogan produk makanan:

PEMBICARAAN POLITIK menjadi hangat bahkan panas menjelang pemilu. Namun ada beberapa hal tentang politik yang masih bisa kita ulik, salah satunya adalah slogan politik. Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat  untuk memberitahukan atau mengiklankan sesuatu atau perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi golongan, organisasi, partai politik dan sebagainya. Slogan adalah motto atau frasa yang dipakai pada konteks politik, profesional, agama, dan lainnya sebagai ekspresi sebuah ide atau tujuan yang mudah diingat. Slogan adalah suatu ekspresi, gagasan, atau tujuan yang diulang-ulang untuk memberitahukan, menjelaskan, atau mempopulerkan sesuatu dengan menggunakan kalimat pendek yang mencolok, menarik, dan mudah diingat, agar melekat dalam pikiran setiap orang.

PARTAI POLITIK sebagai bagian dari penentu kehidupan yang baik lewat tugas legislatif menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, kebebasan tentunya menjunjung tinggi moralitas, sehingga merumuskan slogan yang mencakup hal tersebut. Kehidupan yang baik sebagai visi partai politik dirumuskan dalam slogan politik. Slogan politik adalah adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat  untuk memberitahukan atau mengiklankan sesuatu atau perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi golongan, organisasi, partai politik.

APAKAH slogan politik berhasil menangguk suara dengan tagline cukup menarik untuk ditelisik. Ada beberapa slogan politik yang unik, menyiratkan khalayak yang disasar, apakah khalayak sasaran merasa tersasar bisa kita lihat perolehan suara partai politik tersebut.

ADA  SLOGAN “Terbuka, Progresif, itu Kita” (Partai Solidaritas Indonesia, PSI),  ”S14P 2019” (Partai Demokrat),  ”#2019KitaBerkarya” (Partai Berkarya), ”Banteng Metal” (PDIP), ”Partai zaman wow” (PKPI), ”4G” (Golkar), ”From Zero to Hero”(Hanura). Slogan tersebut terlihat nyata menyasar kaum muda dan kaum milenial dengan menggunakan semangat muda ”progresif”, karena kaum tua biasanya menikmati masa tua dengan berkiblat pada masa lalu. Tulisan bahasa gaul dengan campuran angka dan huruf, penggunaan tagar #, akronim kemudaan ”metal, merah total”, dan penggunaan bahasa Inggris, ”four ji” (4G), dan From Zero to Hero” diharapkan mampu menarik kaum muda untuk meliriknya.

SELAIN ITU ditemukan juga slogan yang menunjukkan keberpihakan pada politik bersih tanpa money politik, seperti ”Politik tanpa mahar” (NasDem) dan ”Katakan tidak untuk Korupsi” (Demokrat). Namun masih juga ditemukan partai yang mengusung sentimen agama secara eksklusif yang tampil dalam slogan ”Bela rakyat, bela umat” (PAN),”Bela Islam bela bangsa. Bela Islam bela rakyat. Bela Islam bela NKRI” (PBB), dan  ”Mari Bung Rebut Kembali” (Partai Persatuan Pembangunan). Ajakah untuk entrepreneur yang kekinian juga diusung oleh salah satu partai, ”GeridraPreneur. Entreprenur untuk IndonesiaRaya” (Gerindra). Ada yang yang menarik, partai ini menunjukkan primordialisme yang kuat dengan menggunakan bahasa Jawa dan mengajak bernostalgia pada masa lalu. ”Piye kepenak zamanku to” (Partai Berkarya).

APAKAH PARTAI tersebut berhasil menangguk angka pemilih yang tinggi dengan slogan yang khas? Slogan yang seharusnya dihidupi dan diejawantahkan  dengan tingkah laku dan perbuatan yang selaras dengan makna slogan tersebut, ternyata banyak yang tidak selaras. Hal itu menyebabkan para pemilih malas memilih mereka, karena ketidakjujuran, ketidakselarasan antara slogan dan kenyataan. Ternyata slogan politik tidak berbanding lurus dengan perolehan suara di pemilu. Politik memang sesuatu yang unpredictable.  (*)

Pengaruh politik Donald Trump, Presiden ke-45 Amerika Serikat, sepertinya makin bersinar dan bahkan sudah menjalar ke Tanah Air. Calon Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di depan peserta Rakernas LDII di Pondok Gede, Jakarta Timur dengan penuh semangat menyerukan "Indonesia First, Make Indonesia Great Again" yang terinspirasi dari slogan kampanye Presiden Trump, "American First" dan "Make America Great Again" (MAGA). MAGA memang sangat populer. Jika saat ini Anda cari di mesin pencari Google, ditemukan hampir 13 juta frasa ini disebut di dunia maya. Sebenarnya Presiden Ronald Reagan, bukan Trump, yang pertama kali menggunakan slogan MAGA dalam kampanye politiknya pada 1980. Sementara, frasa American First dipopulerkan oleh kelompok Ku Klux Klan, sebuah kelompok ekstrem kanan supremasi kulit putih pada 1920-an. Maka dari itu, slogan ini oleh beberapa kalangan di Amerika disebut mengandung pesan rasisme khususnya yang disuarakan oleh kelompok supremasi kulit putih.

Terlepas dari kontroversi yang menyelimuti frasa MAGA, slogan ini terbukti efektif menyihir pemilih Amerika yang mengantarkan kemenangan Trump pada pemilu presiden 2016. Tulisan ini tidak bermaksud menilai apakah tepat dan benar secara moral menggunakan slogan ini dalam konteks politik kontemporer Indonesia. Namun, lebih melihat bagaimana sebuah slogan politik memainkan peranan penting dalam mengkonstruksi kesadaran politik pemilih yang pada gilirannya mempengaruhi arah preferensi politik mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana slogan MAGA mampu efektif mempengaruhi preferensi politik pemilih Amerika? Pertama, tentu saja karena slogan ini sederhana dan mudah diingat. Simple is better, sederhana itu lebih baik. Masyarakat akan susah mengingat slogal yang terlalu panjang dan rumit. Slogan "2019 Ganti Presiden" yang saat ini mulai agak redup saya kira contoh bagaimana slogan yang sederhana dapat dengan mudah masuk ke ingatan publik. Selain sederhana, hal kedua agar slogan politik itu efektif adalah mereproduksi slogan itu dalam semua material alat kampanye politik, mulai dari merchandise seperti topi, gelas, pin, kaos, website, spanduk, bendera, dan lain-lain. Hampir seluruh produk alat kampanye Trump mencantumkan slogan ini di mana-mana. Topi merah Trump yang bertuliskan Make America Great Again sangat ikonik dan laris manis sepanjang kampanye presiden. Cara ini pernah dilakukan oleh kelompok Teman Ahok ketika menggalang dukungan untuk pencalonan Ahok melalui jalur independen dengan slogan "KTP Gue Buat Ahok". Meskipun akhirnya Ahok memilih diusung koalisi partai politik, mereka mengklaim berhasil mengumpulkan dukungan melebih jumlah minimal yang dipersyaratkan oleh undang-undang.

Ketiga, tidak terlalu penting soal asli atau tidak sebuah slogan politik yang digunakan, yang penting adalah memastikan pesan slogan itu sampai kepada pemilih. Dengan kata lain, slogan itu bukan hanya diketahui dan dipahami oleh pemilih, namun sampai pada tahapan dijiwai oleh mereka. Untuk sampai pada tahapan itu, slogan yang diciptakan harus memiliki hubungan batin atau frekuensi yang sama dengan kehidupan yang tengah dihadapi dan dialami pemilih. Sebagian besar pemilih kulit putih Trump merasakan kehadiran kelompok kulit hitam dan imigran minoritas lambat laun mulai mengancam kekuasaan politik dan ekonomi mereka baik di lapangan kerja, bisnis, maupun pemerintahan dalam satu dekade terakhir ketika Obama berkuasa. Mereka merasa slogan MAGA yang digaungkan Trump mewakili keresahan dan kepentingan mereka. Di sini, pesan MAGA bukan sekadar diketahui tapi sudah masuk menjadi bagian kesadaran pemilih.

Untuk bisa masuk ke kesadaran pemilih, slogan politik itu harus diulang terus-menerus dalam setiap kesempatan di mana pun dan kapan pun. Trump melakukan itu dengan sangat konsisten. Slogan MAGA selalu diselipkan dalam berbagai pidatonya, disisipkan dalam setiap cuitan Twitter-nya. Tim kampanyenya juga melakukan hal yang sama hingga slogan itu membanjiri ruang publik dan menenggelamkan slogan lawan sengit politiknya Hillary Clinton, "Stronger Together". Hal yang sama juga pernah dilakukan oleh Obama dengan slogan "Yes We Can" pada kampanye 2008 yang belakangan diadaptasi oleh pasangan SBY-JK menjadi "Bersama Kita Bisa" pada Pilpres 2009.

Dalam soal menggali dan menciptakan slogan politik, Sukarno sampai saat ini tiada tandingannya. Lihat saja judul-judul pidato kenegaran yang dia sampaikan setiap tanggal 17 Agustus. Bukan hanya menginspirasi, namun juga mengabadi. Misalnya, "Tahun Kemenangan" (Takem), "Tahun Berdikari" (Takari), "Tahun Vivere Pericoloso" (Taviv), "Genta Suara Revolusi Indonesia" (Gesuri), dan yang paling disering dikutip orang adalah "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah" (Jasmerah).

Sayangnya, sampai saat ini belum muncul slogan kampanye Pilpres yang cukup inspiratif dan ikonik dimunculkan oleh kedua pasangan baik dari kubu Jokowi-Ma'ruf Amin maupun kubu Prabowo-Sandi. Beberapa slogan yang muncul antara lain "Bersih, Merakyat, Kerja Nyata", "Indonesia Kerja", "Indonesia Adil Makmur", dan lain-lain belum cukup mampu mengagregasi emosi pemilih. Slogan yang inspiratif bukan muncul dari manifestasi, representasi, dan personifikasi figur pasangan kandidat presiden. Apalagi kalau sekadar mengadopsi dari luar yang bisa jadi terputus dan timpang dengan konteks Indonesia. Agar efektif, slogan itu semestinya digali dari kristalisasi suasana kebatinan warga yang ingin diperbaiki kalau mereka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden nanti. Hanya dengan cara itu sebuah slogan politik mampu menjadi jangkar bagi berbagai kehendak yang sama meskipun mereka berasal dari afiliasi dan golongan yang berbeda-beda sehingga mampu mendobrak kejenuhan politik.Imam Subkhan mahasiswa doktoral Antropologi Politik University of Washington, penerima Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI) LPDP

Politik adalah – Bicara tentang politik mungkin Anda langsung berpikir tentang partai, presiden, pemilihan umum dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemerintahan. Padahal dalam kehidupan bermasyarakat lingkup kecil seperti keluarga dan lingkungan sekolah saja juga ada yang namanya unsur politik didalamnya.

Sampai saat ini konsep politik sudah diterapkan di seluruh dunia. Adanya politik juga bisa membantu proses pemerintahan yang bisa mengatur suatu tanaman untuk menjadi lebih baik.

Artikel ini akan menjelaskan lebih dalam lagi tentang politik. Mulai dari pengertian, ciri sistem politik, tujuan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan politik.

Jika Anda belum begitu paham begitu banyak tentang politik. Maka penjelasan di artikel ini tentunya juga akan bisa lebih mudah membantumu.

Hal pertama yang akan kita bahas bersama adalah tentang pengertian politik. Pengertian politik juga bisa dilihat berdasarkan sejarah yang ada. Secara etimologi istilah politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis.

Lalu untuk arti dari kata polis sendiri adalah suatu kota yang memiliki status negara kota atau city state. Seiring berkembangnya zaman, pengertian politik juga turut berkembang di Yunani yang dapat ditafsirkan sebagai proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu lain agar bisa mencapai kebaikan bersama.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, politik adalah suatu pengetahuan tentang ketatanegaraan atau kenegaraan seperti sistem pemerintahan dan juga dasar pemerintahan.

Selain itu politik juga bisa diartikan sebagai segala urusan dan tindakan seperti kebijakan, siasat dan lain sebagainya tentang pemerintahan negara atau suatu negara lain.

Politik adalah suatu cara seseorang dalam membuat suatu keputusan pada kehidupan berkelompok. Oleh karena itu politik juga mengacu pada suatu cara membuat kesepakatan antar manusia sehingga mereka bisa hidup berdampingan atau berkelompok dalam suatu suku, kota bahkan hingga di negara.

Lalu untuk ilmu politik merupakan salah satu subjek yang bisa dimanfaatkan untuk membantu manusia lebih mudah memahami apa itu politik. Bisa dibilang jika ilmu politik merupakan suatu ilmu yang membantu mengkaji konsep penentuan tujuan politik dan bagaimana mencapai tujuan dari politik serta segala konsekuensi yang ada di dalamnya.

Selain itu ilmu politik juga mempelajari tentang pemerintahan dalam segala macam bentuk serta aspek-aspek yang ada di dalamnya, baik itu secara teoritis maupun secara praktis.

Sebelumnya ilmu politik merupakan cabang dari filsafat. Namun untuk saat ini, ilmu politik lebih banyak dianggap sebagai ilmu sosial. Dalam ruang lingkup ilmu politik juga memiliki beberapa cabang. Beberapa diantaranya adalah seperti filsafat politik, ekonomi politik atau sejarah pemerintahan.

Lalu ada juga karakter campuran, seperti hak asasi manusia, politik komparatif, administrasi publik, komunikasi politik, dan proses konflik.

Memiliki Input dan Output di Dalamnya

Dalam sistem politik juga terdapat input dan output di dalamnya. Input sendiri merupakan masukan dari masyarakat yang nantinya ditujukan pada sistem politik. Bentuk input dari masyarakat ini biasanya adalah berupa dukungan dan tuntutan.

Secara sederhana dukungan bisa diartikan sebagai sebuah usaha dari masyarakat untuk bisa mendukung suatu sistem politik agar bisa berjalan dengan baik secara terus-menerus.

Sedangkan untuk output sendiri merupakan suatu hasil kerja dari sistem politik yang berasal dari input masyarakat atau dukungan maupun tuntutan dari masyarakat. Output bisa dibedakan menjadi dua bagian yaitu keputusan dan tindakan yang kebanyakan akan dilakukan oleh pemerintah.

Keputusan tersebut juga merupakan implementasi dari setiap tuntutan dan dukungan yang ada. Sedangkan tindakan adalah penerapan yang dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan hasil putusan yang telah dibuat.

Pengertian Politik Menurut Para Ahli

Setelah mengetahui pengertian politik secara etimologi. Maka penjelasan berikutnya adalah tentang pengertian politik dari beberapa ahli. Sebab setiap ahli memiliki pendapat yang berbeda tentang politik itu sendiri.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa pengertian politik menurut beberapa ahli.

Andrew Heywood memberikan pernyataan jika politik adalah kegiatan suatu bangsa yang memiliki tujuan untuk bisa membuat, mempertahankan serta mengamandemen peraturan umum yang bisa mengatur suatu kehidupan. Hal ini juga berarti jika politik tidak bisa lepas dari gejala konflik dan kerjasama.

Gabriel A. Almond menjelaskan jika politik merupakan suatu kegiatan yang berhubungan erat dengan kendali pengambilan keputusan publik dalam kehidupan masyarakat tertentu pada suatu wilayah tertentu.

Di mana nantinya kendali tersebut akan mendapatkan dukungan dari suatu instrumen yang memiliki sifat otoritas dan koersif.